The Witcher adalah salah satu waralaba fantasi paling populer, yang berasal dari seri novel karya Andrzej Sapkowski sebelum akhirnya diadaptasi menjadi game oleh CD Projekt Red. Meskipun keduanya memiliki banyak elemen yang sama, terdapat beberapa perbedaan dalam penggambaran karakter utama, terutama Geralt of Rivia, Yennefer, Ciri, dan karakter pendukung lainnya. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana karakter-karakter dalam game dan novel memiliki interpretasi yang berbeda, baik dari segi kepribadian, latar belakang, maupun hubungan antar karakter.
1. Geralt of Rivia: Sang Pemburu Monster
Geralt dalam Novel
Dalam novel, Geralt digambarkan sebagai seorang witcher yang cerdas, tajam, dan sering kali sinis. Dia memiliki kode moralnya sendiri yang terkadang tidak sesuai dengan norma masyarakat. Sapkowski membangun Geralt sebagai karakter yang reflektif dan filosofis, sering kali mempertanyakan sifat manusia dan dunia yang dia tinggali. Meskipun dia seorang pemburu monster, Geralt lebih sering menghadapi kengerian yang justru berasal dari manusia.
Geralt dalam novel juga memiliki hubungan yang lebih kompleks dengan Yennefer dan Ciri. Dia digambarkan sebagai sosok ayah yang protektif terhadap Ciri, tetapi juga menyadari keterbatasannya sebagai figur orang tua.
Geralt dalam Game
CD Projekt Red tetap mempertahankan sebagian besar karakteristik Geralt dari novel, tetapi memberinya lebih banyak kebebasan dalam menentukan jalan cerita. Dalam game, pemain dapat memilih bagaimana Geralt bereaksi terhadap berbagai situasi, menjadikannya lebih fleksibel dibandingkan dengan versi novel. Geralt dalam game juga terlihat lebih maskulin dan heroik dibandingkan dengan penggambarannya di novel, yang lebih sering menampilkan dia sebagai pria biasa yang kebetulan memiliki keahlian luar biasa.
Selain itu, dalam game, Geralt memiliki lebih banyak kesempatan untuk terlibat dalam berbagai hubungan romantis selain Yennefer, yang mana ini sedikit menyimpang dari cerita asli dalam novel di mana hubungan mereka lebih eksklusif.
2. Yennefer of Vengerberg: Penyihir Misterius
Yennefer dalam Novel
Yennefer adalah karakter kompleks yang digambarkan sebagai penyihir yang cerdas, ambisius, dan sering kali keras kepala. Dia memiliki hubungan yang rumit dengan Geralt, penuh dengan cinta dan konflik. Dalam novel, Yennefer sangat peduli dengan Ciri, hampir seperti ibu angkat baginya, dan sering kali menjadi sosok pelindung bagi gadis itu.
Selain itu, novel menyoroti sisi rapuh Yennefer di balik sikapnya yang kuat dan percaya diri. Dia memiliki masa lalu yang sulit dan selalu berusaha membuktikan dirinya di dunia yang keras bagi perempuan penyihir.
Yennefer dalam Game
Dalam game, Yennefer tetap digambarkan sebagai penyihir kuat dan penuh percaya diri, tetapi karakternya terlihat lebih dingin dan terkadang manipulatif dibandingkan dengan versi novel. Hubungannya dengan Geralt tetap menjadi bagian utama dari cerita, tetapi ada lebih banyak pilihan bagi pemain untuk menentukan apakah hubungan mereka akan berakhir bahagia atau tidak.
Dari segi penampilan, Yennefer dalam game lebih didesain sesuai dengan standar kecantikan modern, dengan wajah simetris dan pakaian yang lebih modis dibandingkan dengan deskripsi di novel.
3. Cirilla (Ciri): Pewaris Takdir
Ciri dalam Novel
Ciri adalah salah satu karakter paling penting dalam novel. Dia memiliki garis keturunan yang istimewa dan merupakan kunci dari banyak peristiwa besar dalam cerita. Dalam novel, Ciri mengalami perjalanan yang penuh penderitaan, belajar bertahan hidup di dunia yang brutal, dan akhirnya menjadi individu yang kuat, baik secara fisik maupun mental.
Hubungannya dengan Geralt sangat erat, dan dia menganggapnya sebagai figur ayah. Namun, Ciri juga memiliki banyak konflik internal tentang takdirnya dan peran yang harus dia mainkan dalam dunia.
Ciri dalam Game
Dalam game, Ciri tetap menjadi karakter yang kuat, tetapi dia memiliki lebih banyak kebebasan dalam menentukan nasibnya, tergantung pada pilihan pemain. Game menampilkan Ciri yang lebih mandiri dan siap untuk menghadapi dunia, meskipun tetap mempertahankan unsur emosional dari novel.
Salah satu perbedaan mencolok adalah dalam visualisasi kekuatan Ciri. Dalam game, kemampuannya jauh lebih spektakuler dan lebih sering digunakan dalam pertempuran, sementara dalam novel, kemampuan magisnya lebih sering diceritakan sebagai sesuatu yang berbahaya dan tidak stabil.
4. Karakter Pendukung: Dari Dandelion hingga Triss
Selain tiga karakter utama, ada beberapa perbedaan penting dalam karakter pendukung:
- Dandelion (Jaskier): Dalam novel, dia lebih merupakan penyair kocak dan sering kali menjadi sumber hiburan. Dalam game, perannya diperluas dengan keterlibatannya dalam berbagai misi yang lebih serius.
- Triss Merigold: Dalam novel, Triss memiliki hubungan yang lebih terbatas dengan Geralt dibandingkan dalam game. Dalam game, dia bisa menjadi pasangan romantis bagi Geralt, yang merupakan perubahan besar dari narasi asli.
- Emhyr var Emreis: Dalam game, dia lebih berperan sebagai antagonis yang kuat dan strategis, sementara dalam novel, dia memiliki lebih banyak nuansa dan kompleksitas dalam perannya sebagai penguasa.
Kesimpulan
Perbedaan antara karakter dalam game dan novel The Witcher menunjukkan bagaimana media yang berbeda dapat memengaruhi interpretasi sebuah cerita. Novel cenderung lebih filosofis, dengan karakter yang lebih kompleks secara psikologis, sementara game memberikan lebih banyak kebebasan bagi pemain untuk menentukan nasib karakter mereka.
Baik dalam novel maupun game, The Witcher tetap menjadi salah satu kisah fantasi paling menarik dan mendalam. Adaptasi dalam bentuk game telah membawa dunia The Witcher ke audiens yang lebih luas, tetapi bagi mereka yang ingin memahami cerita dan karakter secara lebih mendalam, membaca novel adalah pilihan yang sangat direkomendasikan.
Baca juga : The Witcher 3: Wild Hunt – Apakah Masih Layak Dimainkan di 2025?